Mobil Esemka Buatan SMKN 1 Singosari, Malang

Lingkungan SMK Negeri 1 Singosari terlihat lenggang, tidak terlalu banyak aktivitas. Beberapa siswa terlihat bergerombol di sebuah mushola yang berada di halaman depan sekolah. Di dalam sekolah, malah nyaris tidak ada aktivitas berarti selain proses belajar mengajar.
Masuk menuju pelataran belakang sekolah, terdapat sebuah bangunan terbuka yang dikelilingi gedung praktek yang juga tengah lenggang tanpa aktivitas. Di dalam bangunan terbuka itu, beberapa mobil berjajar. Beberapa mobil diantaranya disebut dengan jenis Digdaya dan Rajawali SUV (sport utility vehicle).

Mobil tersebut merupakan buah karya pelajar SMK Negeri 1 Singosari pada 2010 silam yang sudah dilaunching Agustus 2010. Mobil itu diantaranya diberi nama Digdaya II dobel kabin, Rajawali I SUV (sport utility vehicle) ekstra kabin dan Rajawali II SUV doeble cabin. Masih ada lagi sebuah pick up.
Sebuah mobil buatan SMKN 1 Singosari ini terdiri dari 1.400 komponen. Komponen mobil ini diambilkan dari sebuah industry di China. Sementara sebuah mobil setidaknya dikerjakan oleh 4 siswa dengan durasi waktu sebulan yang dirakit di PT AIKA (Autocar Industri Komponen) di Jakarta.
Kepala Bagian Humas SMKN 1 Singosari, Agus Sudarto mengatakan, mobil tersebut dirakit sepenuhnya oleh siswa sendiri. Hanya saja proses pengerjaannya dilakukan di Jakarta karena terkendala komponen dan fasilitas penunjangnya.
“Kedepan, mobil-mobil ini akan diproduksi secara massal oleh beberapa sekolah dengan menggandeng Solo Tekno Park. Kira-kira 400 unit sampai 600 unit yang akan diproduksi nantinya,” kata Sudarto.
SMKN 1 Singosari sendiri kebagian sekitar 300 unit, namun optimis bisa dikerjakan secara maksimal. Pasalnya, sudah ada beberapa siswa yang sebelumnya magang di Jakarta ikut terlibat dalam perakitan mobil ini.

Apalagi dalam waktu dekat, di sekolah sendiri akan dibangun block grant seperti balai latihan kerja. Block grant ini akan dilengkapi berbagai fasilitas praktek seperti alat angkut dan mobyling untuk perakitan. Dengan demikian, diperkirakan satu unit mobil membutuhkan waktu satu minggu saja untuk pembuatannya.
Sementara untuk komponen, bila sebelumnya di datangkan dari China, nantinya akan diproduksi sendiri secara home industry di Pasuruan. Lokasinya, menurut Sudarto, di Desa Ngemplak dan Desa Mayangan, Pasuruan. Saat ini, prototype engine (mesin) dari mobil Digdaya I sudah di bawa kesana.
“Engine atau mesin dari Digdaya I nanti akan ditiru dan dibuat di Pasuruan, sehingga juga bisa menggeliatkan usaha kecil menengah di wilayah setempat,” tukas Sudarto.  Satu mobil sendiri membutuhkan setidaknya 1.400 komponen. Komponen inilah yang nanti diproduksi sesuai kebutuhan dan dirakit di block grant SMKN 1 Singosari, lanjut Sudarto.
Biaya pembuatan mobil jenis pick up sendiri bisa mencapai Rp 80 juta, sedang model Rajawali I SUV ekstra cabin berkapasitas 5 penumpang membutuhkan biaya Rp 122 juta. Untuk Rajawali II SUV double cabin berkapasitas 7 penumpang ongkos pembuatannya mencapai Rp 150 juta. Sedang untuk mobil jenis Digdaya II double cabin bisa mencapai Rp 95 juta.
Menurut Sudarto, bila mobil-mobil ini seluruhnya selesai diproduksi, nanti akan disebar keseluruh sekolah di Indonesia. Tujuannya, agar bisa dicontoh oleh sekolah dan bila memungkinkan juga diproduksi lagi.
Namun sebelum dilempar ke berbagai wilayah, mobil ini masih harus diuji Solo Tekno Park. Setelah itu, baru dibuatkan dokumen atau surat-suratnya untuk kelengkapan surat jalan.
(Tulisan ini dibuat pada pertengahan 2010 silam)