Singgah Sejenak di Pantai Sipelot

Pantai Sipelot nan tenang


Perjalanan 3 jam lebih harus kami tempuh dari pusat Kota Malang menuju Pantai Sipelot di Desa Pujiharjo Kecamatan Tirtoyudho Kabupaten Malang. Butuh waktu lumayan lama, ditambah lagi akses jalan masuk menuju pantai itu belum memadai. Menuju pantai ini harus menggunakan kendaraan pribadi. Sebab, tak ada angkutan umum yang masuk menuju lokasi pantai.





Jangan terburu menuju lokasi pantai untuk menghilangkan rasa lelah selama diperjalanan itu. Bagi pecinta duren dan pisang, menikmati kedua komoditas pertanian itu akan sangat mujarab menjadi obat lelah. Kedua buah itu sangat mudah ditemui di Desa Pujiharjo. Kecamatan Tirtoyudho sendiri merupakan sentra penghasil buah kaya karbohidrat dan kalsium itu.


Puas menikmati buah yang banyak dijual warga di sepanjang jalan desa itu, barulah kita bisa menuju pantai. Di sepanjang tepi pantai, banyak pohon besar membuat nyaman untuk beristirahat. Di bibir pantai, kita bisa puas bermain pasir dan menikmati deburan ombak. Tapi saya sarankan untuk tidak bermain air terlalu ke tengah. Sebab ombaknya yang besar cukup membahayakan pengunjung, terutama bagi mereka yang tidak memiliki keahlian berenang.


Di kawasan pantai Sipelot juga ada dua spot yang menarik untuk dikunjungi yakni pasir putih dan tenger. Di pantai pasir putih, ada air terjun setinggi sekitar 10 meter. Air terjun itu adalah air tawan yang bersumber dari pegunungan sekitar dan mengalir menuju laut. Satu spot lainnya adalah pantai Tenger yang memiliki sebuah pulau kecil seluas sekitar 1 hektare. Pantai Tenger ini biasa dijadikan nelayan setempat untuk beristirahat sembari membakar ikan usai melaut.

Menuju kedua spot itu, wisatawan harus menyewa perahu jukung motor milik nelayan yang mematok tarif sebesar Rp 300 ribu. Jika ingin sekedar bermain di pasir putihnya saja, cukup bayar sebesar Rp 150 ribu. Praktis kita hanya merogoh kocek untuk sewa perahu saja. Sebab, masuk ke pantai Sipelot sampai saat ini masih digratiskan tanpa dipungut biaya sepeserpun. 



Penduduk setempat tidak mau memungut biaya masuk bagi wisatawan yang datang ke pantai Sipelot. Sebab, di sekitar pantai diakui mereka masih minim fasilitas umum. Konon nama asli pantai ini adalah Spelot yang berasal dari bahasa Belanda dan artinya persinggahan. Menurut sejarahnya pada zaman kolonial pantai ini menjadi tempat persinggahan paling nyaman bagi Belanda.



Komentar

Posting Komentar