Kota yang pada era
kolonialisme mendapat julukan De Klein Switzerland
atau Swiss Kecil di Pulau ini juga menjadi kawasan budidaya tanaman hias. Salah
satu tanaman hias asal Batu yang juga dikirim ke berbagai daerah seperti Surabaya,
Bali dan Jakarta adalah Mawar.
Jika masa panen apel hanya
dua kali dalam setahun, mawar setiap hari selalu bisa dipetik. Jika harga apel
di pasar bisa naik turun, harga mawar justru relatif stabil. Perawatan mawar
pun relatif tidak sulit tanpa biaya tinggi.
“Setiap hari selalu ada
bunga mawar yang dipetik, karena kan tidak mawar tidak berbunga semua secara
berbarengan. Kalau apel panen setahun dua kali, mawar bisa setiap hari,” kata
Jayadi Wibowo, salah seorang petani mawar di Desa Gunungsari Kecamatan Bumiaji
Kota Batu.
Jayadi memiliki kebun
mawar seluas 2,5 hektare, mulai dari jenis semi holland atau persilangan bibit
mawar impor dan bibit lokal, mawar jenis grand gala merah, luciana, pergewo
hingga afalan. Jayadi kebetulan juga ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan)
Mawar Gunungsari Makmur. Total anggotanya ada sekitar 200 petani dengan luas
kebun seluruhnya mencapai 120 hektare.
Setiap hari Jayadi dan
Gapoktan pimpinannya mampu mengirim sebanyak 100 ribu – 120 ribu mawar
bertangkai panjang ke Pasar Bunga Rawa Belong Jakarta. Harga yang dipatok
sebesar Rp 1.500 per tangkai. Para petani mawar itu mereguk untung saat momen
Valentine pada 14 Februari. Karena mawar yang dikirim itu melonjak menjadi 150
ribu tangkai – 170 ribu tangkai dengan harga sebesar Rp 2.500 dan terus naik
hingga menjadi Rp 3.500 per tangkai.
Permintaan mawar
bertangkai pendek pun turut meningkat saat momen Valentine. Biasanya sebanyak 30
ribu mawar per hari dikirim ke Jakarta, Bali dan Surabaya dengan harga Rp 500 –
Rp 700 per tangkai. Selama Valentine pengiriman melonjak menjadi 50 ribu
tangkai per hari dengan harga Rp 1.500 per tangkai.
“Saat Valentine
permintaan selalu meningkat, harganya juga ikut naik tentunya. Tentu saja
sangat menguntungkan kami, meski kami tidak terlalu tahu apa itu Valentine,”
ucap Jayadi.
Itu baru di satu
gapoktan di satu desa saja, padahal di satu desa jumlah gapoktan bisa lebih
dari satu. Sedangkan desa yang juga menjadi kawasan budidaya mawar juga ada di
Desa Sidomulyo Kecamatan Bumiaji. Jadi, selain produksi pertanian apel Kota
Batu juga menjadi penghasil tanaman hias tersebut.
Ciye ciye... kau mau valentinan sama siapa Ndul? Tapi baguslah, kau masih sempatkan menulis. Menulis itu bikin otak tetap segar, tidak membeku. Tap mantap...
BalasHapusbagus banget mawarnya kak
BalasHapusresep sosis gulung