Mobil Timor Pun Dibarter Untuk Gagak Berkicau

Pada umumnya, burung Gagak tidak bisa berkicau layaknya burung  Muray Batu, Cicak Hijau atau Anis Merah yang banyak dipelihara penghobi burung. Kalau pun burung Gagak berbulu hitam itu berbunyi hanya terdengar suara; koak..koak…koak.



Itulah yang dipahami Romadhoni, warga Jalan Simpang Sukun no 6 Kota Malang, yang dikenal sebagai pecinta burung. Nah, ketika dia melihat ada burung Gagak yang kicauannya bisa meniru suara macam-macam, seperti Burung Beo, dia pun langsung kesengsem setengah mati.
Dia pun rela menukar mobil Timornya dengan seekor burung Gagak yang sekarang sanggup menirukan 13 jenis suara. “Usia burung ini baru 5 tahun, saya membelinya dari seorang teman di Banyuwangi sekitar 2 tahun lalu,” kata Romadhoni.
Penampilan burung gagak ini tak berbeda dengan gagak pada umumnya. Tinggi burung sekitar 50 sentimeter dengan bulu hitam mulus berkilat. Hanya saja kemampuan berkicaunya lebih mirip dengan burung Beo.
Tidak hanya bersuara merdu saat berkicau, burung Gagak itu  mampu menirukan suara kucing, ayam berkokok, dan bayi menangis. Lucunya lagi, burung Gagak itu mampu menirukan orang mengomel, hingga kicauannya ada yang terdengar menyebut kalimat Allah.
Romadhoni, mengaku membeli burung Gagak itu dengan ditukar mobil sedan Timor miliknya,--atau ditaksir senilai Rp 45 juta.  Dia tertarik menukar mobilnya dengan burung gagak karena saat itu sudah mampu menirukan 3 jenis suara, yakni suara bayi menangis, ayam berkokok dan menyebut kalimat Allah.
“Kawan saya sendiri mendapatkan Gagak itu di sebuah hutan di Banyuwangi dan merawatnya sejak kecil. Karena perawatan sejak kecil itu mungkin, gagak lebih bagus daripada gagak umumnya,” kata Romadhoni.
Perlakuan yang istimewa diakuinya menjadi salah satu kunci membuat burung bisa menunjukkan kualitas bagus. Misalnya,  setiap pagi burung Gagak itu dimandikan dengan shampoo. Untuk makanan, selain diberi buah-buahan, seperti papaya dan pisang, juga diberi pakan burung kemasan (por).
Burung itu juga diberi makaman suplemen tambahan, seperti paha ayam yang sudah di goreng. “Daging ayamnya dicacah atau disuwir-suwir biar lebih mudah dimakan. Burung Gagak ini cukup doyan dengan daging ayam goreng,” kata Romadhoni.
Menurutnya, kebisaan menirukan sejumlah suara bukan karena dilatih, namun karena intensitas mendengar suara manusia dan suara di lingkungan sekitarnya. “Seperti burung Beo, banyak suara yang didengar, suara itu pula yang kemungkinan akan ditirunya,” paparnya.
Saking uniknya burung ini, pernah suatu saat ada seorang rekan dari Surabaya yang kepincut. “Dia berkunjung ke rumah, lalu  menawar Rp 100 juta untuk membelinya. Saya enggan melepas burung itu karena belum tentu bisa punya gagak dengan kemampuan yang sama seperti ini,” tuturnya.
Romadhoni sendiri memang pencinta burung. Di rumahnya, terdapat 45 burung dari 20 jenis burung kicauan. Mulai dari burung pemakan buah hingga pemakan serangga. Juga ada 2 ekor elang jawa. Setiap hari, ada pengeluaran sebesar Rp 100 ribu untuk biaya makan burung berkicau tersebut.

Komentar