Berkah Ditepi DAS Brantas.

Daerah Aliran Sungai (DAS) Brantas selalu membawa berkah tersendiri. Airnya bisa untuk pengairan sawah. Sementara kandungan di dalam DAS Brantas bisa menjadi nafkah bagi manusia yang mau berusaha. Pasir hingga kerikil bisa didapatkan dari kandungan DAS untuk kepentingan manusia.


Siang itu, Jumiati (32) sibuk mengayak pasir bercampur serpihan kerikil. Sementara sang suami, Agus Prasetiono (33), mengangkut hasil ayakan pasir sang istri dengan membawa memikul untuk ditaruh ditepian jalan raya Brantas. Pasangan suami istri (pasutri) penambang pasir ini ditemani dua buah hatinya yang asyik bermain ditepian DAS brantas Mbendo. DAS ini pemisah Kelurahan Sisir dan Kelurahan Sidomulyo, Kecamatan Batu, Kota Batu.
Sementara area penambangan dibagi menjadi tujuh petak. Setiap petak berbeda penambang. Hal ini untuk menghindari saling berebut lahan diantara para penambang. Ya, Jumiati dan Agus tidak sendiri. Ada sembilan orang yang berprofesi sama dengan mereka. Dipinggiran jalan itu juga terdapat batu, kerikil dan pasir hasil sebelas orang penambangan itu. Pasir, batu, kerikil itu hanya dipilah oleh batu bata untuk memisahkan sekaligus penanda hasil satu penambang dengan lainnya.
Jumiati menghabiskan sepanjang hidupnya ditepian DAS tersebut. Profesi itu seolah turun-temurun dari ibu dan bapaknya yang terlebih dahulu menjadi penambang pasir didaerah tersebut sejak 1968. “Sejak lahir dan masih merah, Ibu dan Bapak sudah membawa saya kepenambangan ini,” cerita perempuan yang menggeluti pekerjaan penambang pasir sejak usianya 14 tahun ini.
Ditempat itu juga, perempuan yang hanya tamat Sekolah Dasar (SD) ini bertemu dengan sang suami pada 1998. Keduanya menikah pada 1999. Sebelumnya, Agus suaminya bekerja mendesain karangan bunga di jalan kayoon Surabaya. Krisis 98' memaksa Agus untuk pulang kampung dan menjadi penambang pasir.
Penghasilan mereka lumayan meski harus bekerja ekstra keras. Untuk pasir, dihargai Rp 35 ribu, batu juga Rp 35 ribu, sementara kerikil Rp 60 ribu per mobil pick up. Pasir dan batu sebanyak satu mobil pick up bisa mereka dapatkan dalam tempo dua hari. “Kalau pasir biasanya dua hari sudah diangkut dibawa ke toko material, sedang batu bisa sampai lima hari baru diangkut,” sambung Agus sang suami.
Sementara untuk kerikil, butuh waktu lima hari untuk bisa sebanyak satu pick up. Karena dari sebongkah batu kali harus dipecah terlebih dahulu untuk bisa menjadi serpihan kecil. Kadang bisa sampai lima hari lebih batu kerikil itu baru diangkut pick up ke toko material.
Dari pekerjaan itu, kedua pasutri ini per bulan setidaknya mengantongi Rp 525 ribu untuk penjualan pasir saja. Penghasilan dari menjadi penambang ini jugalah yang dipergunakan untuk kehidupan sehari-hari dan sekolah kedua putrinya. Farah (8) yang duduk di kelas dua SD dan si bungsu Nadia (6) di TK besar.
“Lumayan hasilnya, tapi kalau musim banjir kita pasti sedih,” lanjut Jumiati. Banjir terkadang menyapu seluruh hasil para penambangan. Beruntungnya, banjir juga membawa beragam kandungan material ini setelah surut.
Terkait penambangan yang mereka lakukan, Pemerintah Kota (Pemkot) Batu seringkali melarang aktivitas tersebut. Hanya saja, penambang berdalih aktivitas mereka tidak merusak lingkungan sekitar. Apalagi sang pemilik tanah tempat dijadikannya penambangan pasir itu juga mengizinkan.
Sebenarnya, tanah tempat lokasi penambangan tersebut milik Arpai, salah seorang warga Sidomulya. Sang pemilik tidak keberatan tanah seluas 50 meter x 10 meter yang persis berada di saping rumahnya itu dijadikan penambangan pasir.
“Pemilik mengizinkan, selain itu kalau memang dilarang kenapa tidak dicarikan solusi untuk kami,” tuntutnya. Dia merasa mendapat perlakuan yang berbeda oleh Pemkot. Pinjaman modal usaha seringkali mereka ajukan, namun penolakan pasti mereka terima.
Alasannya, pekerjaan penambang pasir tidak butuh bantuan modal. Perlakuan ini tentu sangat berbeda dengan para pedagang yang mudah mendaatkan akses pinjaman bantuan modal.
Tahun 2003 lalu sempat dipasangi plakat larangan untuk melakukan aktivitas penambangan. Namun para penambang ini bermodal izin dari pemilik tanah tetap melakukan aktivitas mereka.
“Mau makan apa kita kalau pekerjaan ini dilarang tapi tidak ada solusi untuk kami. Sepanjang kami tidak merusak sawah dan rumah orang, pekerjaan ini tetap akan kita teruskan,” tegas Jumiati.

Komentar

  1. ituDewa Poker Domino QQ | Ceme Judi Domino QQ | Agen Domino QQ | Domino QQ Online | Agen Poker | Judi Poker | Poker Online | Agen OMAHA | Agen Super Ten | BlackJack

    PROMO SPESIAL GEBYAR BULANAN ITUDEWA. KUMPULKAN TURNOVER SEBANYAK-BANYAKNYA DAN DAPATKAN HADIAH YANG FANTASTIS DARI ITUDEWA.

    MAINKAN DAN MENANGKAN HADIAH TOTAL RATUSAN JUTA, TANPA DI UNDI SETIAP BULANNYA!

    ? DAIHATSU ALYA 1.0 D MANUAL ( Senilai Rp.100.000.000,- )
    ? New Yamaha Vixion 150 ( Senilai Rp.25.340.000,- )
    ? Emas Antam 10 Gram ( Senilai Rp.10.160.000,- )
    ? Free Chips 1.500.000
    ? Free Chips 1.000.000
    ? Free Chips 250.000

    SYARAT DAN KETENTUAN : KLIK DISINI

    DAFTARKAN DIRI ANDA SEGERA : DAFTAR ITUDEWA

    1 ID untuk 7 Game Permainan yang disediakan oleh Situs ituDewa

    => Bonus Cashback 0.3%
    => Bonus Refferal 20% (dibagikan setiap Minggunya seumur hidup)
    => Bonus UPLINE REFERRAL UP TO 100.000!
    => Bonus New Member 10%
    => Customer Service 24 Jam Nonstop
    => Support 7 Bank Lokal Indonesia (BCA, BNI, BRI, Mandiri, Danamon, Cimb Niaga, Permata Bank)

    • Deposit Via Pulsa, OVO & GOPAY
    • Pusat Bantuan ituDewa

    Facebook : ituDewa Club
    Line: ituDewa
    WeChat : OfficialituDewa
    Telp / WA : +85561809401
    Livechat : ituDewa Livechat

    BalasHapus

Posting Komentar