Bertahan Ditengah Keterbatasan Modal

Dusun Rejoso, Desa Junrejo, Kota Batu sejak puluhan tahun lalu hampir seluruh penduduknya bekerja sebagai pengrajin cobek batu. Namun, krisis ekonomi beberapa tahun silam membuat banyak pengrajin gulung tikar. Kini beberapa diantaranya mencoba untuk tetap eksis ditengah keterbatasan modal dan sepinya pasar. Solusinya berkreasi dengan memproduksi alat dapur rumah tangga berbahan kayu.


Tidak sulit bagi masyarakat luar kota Kota Batu yang berkunjung di Kota ini untuk mencari cobek berbahan batu. Ataupun juga mencari peralatan dapur rumah tangga seperti sendok, garpu, entong (alat untuk mengambil nasi dari bakul) dan sejenisnya berbahan kayu. Dusun Rejoso, Desa Junrejo, Kota Batu adalah salah satu sentra industri cobek home produksi.



Perputaran uang di Dusun sentra kerajinan ini diperkirakan bisa mencapai lebih dari Rp 200 juta per bulan. Ini dengan asumsi perminggu dibutuhkan minimal Rp 2 juta sebagai modal awal seorang pengrajin untuk belanja bahan baku. Per bulan setidaknya seorang pengrajin menyiapkan Rp 8 juta. Sementara jumlah pengrajin sedikitnya 20 kepala keluarga (KK) yang ada di dusun ini.
“Modal untuk beli bahan baku dalam seminggu paling sedikit ya Rp 2 juta, itu masih belum terhitung berputarnya usaha,” kata Ali Sofyan, salah seorang pengrajin cobek dan peralatan dapur.
Untuk bahan baku kayu misalnya, harga jenis kayu apapun per kubiknya mencapai Rp 750 ribu untuk kategori A2. Sementara kategori A1 bisa hanya Rp 500 ribu per kubik. Namun rata-rata jenis kayu yang dipakai pengrajin termasuk kategori A2 yang digunakan untuk kebutuhan setiap minggu. Ada yang hanya menghabiskan satu kubik ada juga yang lebih dari satu kubik per minggunya.
Sementara bahan baku cobek batu dari pasir, semen dan aditon sebagai campuran perekatnya, Ali tidak bisa menghitung berapa yang pasti dikeluarkan dalam seminggu. “Saya sulit memperkirakan berapa habisnya bahan baku untuk cobek batu,” jelasnya.
Usaha kerajinan cobek dan alat dapur miliknya misalnya, dalam satu bulan diperkirakan omzetnya mencapai Rp 30 juta dengan pendapatan bersih Rp 10 juta.
Ali mengaku untuk proses pembuatan ditempatnya, dia mempekerjakan 15 orang. Sebagian besar tetangga dusunnya sendiri. Ada juga dari warga dari luar desanya.
Produk kerajinan di tempatnya dipasarkan ke luar Jawa seperti Sulawesi dan Kalimantan. Pun demikian hasil kerajinan para pengrajin lainnya. “Kita tahu beres karena ada tengkulak yang tinggal mengambil dari tempat kita,” tambahnya.

Pengrajin Menyusut
Dusun Rejoso sejak zaman kemerdekaan sudah menjadi salah satu pusat kerajinan cobek dari batu. Namun, pada dekade 1990 ada seorang dari Jakarta yang meminta alat dapur berbahan kayu. Pria ini bertindak sebagai pengepul hasil kerajinan masyarakat.
“Saat itu semua pengrajin selain membuat cobek dari batu juga membuat alat rumah tangga dari kayu,” tutur Ali. Alat dapur berbahan kayu produksi para pengrajin dari Rejoso ini oleh seorang pria dari Jakarta itu dipasarkan ke luar negeri. China, Jepang dan beberapa negara di Eropa menjadi tujuannya.
Kayu pinus menjadi bahan baku utamanya saat itu. Perlahan tapi pasti kayu pinus mulai susah didapatkan dari para pengepul kayu. Untuk mensiasati kelangkaan kayu pinus, bahan baku mulai dialihkan untuk semua jenis kayu.
“Mulai kayu dari pohon sono sampai pohon mangga bisa diolah dengan trik tertentu menjadi produk kerajinan,” tutur dia.
Sulitnya mendapatkan kayu pinus sebagai bahan baku utama ditambah terjangan badai krisis ekonomi pada 1998 membuat jumlah pengrajin di dusun Rejoso semakin menyusut.
Jumlah kepala keluarga (KK) Dusun Rejoso lebih dari 120 KK yang semuanya menjadi pengrajin cobek. Akibat krisis 1998, jumlahnya menyusut hanya menjadi 20 KK saja.
“Seluruh masyarakat sebelum krisis dulu menjadi pengrajin, kini yang tidak kuat secara modal malah banyak yang menjadi tenaga untuk mereka yang masih mampu bertahan,” kata kakek bercucu 17 ini.
Ali berani menjaminkan surat berharga miliknya dijadikan jaminan di bank untuk mendapat pinjaman modal. Dengan pinjaman itu dia gunkan untuk membeli alat kerajinan seperti beberapa gerinda (alat penghalus), dan beberapa alat sejenisnya.
Pengrajin yang bermodal cekak dan tidak berani menempuh resiko mengajukan pinjaman dengan jaminan dipastikan menutup usaha kerajinannya. Namun, Ali berani menempu itu dan kini menikmati hasilnya walaupun hingga saat ini masih terus menyelesaikan kewajiban pelunasan bantuan modal.

Komentar

  1. ituDewa Poker Domino QQ | Ceme Judi Domino QQ | Agen Domino QQ | Domino QQ Online | Agen Poker | Judi Poker | Poker Online | Agen OMAHA | Agen Super Ten | BlackJack

    PROMO SPESIAL GEBYAR BULANAN ITUDEWA. KUMPULKAN TURNOVER SEBANYAK-BANYAKNYA DAN DAPATKAN HADIAH YANG FANTASTIS DARI ITUDEWA.

    MAINKAN DAN MENANGKAN HADIAH TOTAL RATUSAN JUTA, TANPA DI UNDI SETIAP BULANNYA!

    ? DAIHATSU ALYA 1.0 D MANUAL ( Senilai Rp.100.000.000,- )
    ? New Yamaha Vixion 150 ( Senilai Rp.25.340.000,- )
    ? Emas Antam 10 Gram ( Senilai Rp.10.160.000,- )
    ? Free Chips 1.500.000
    ? Free Chips 1.000.000
    ? Free Chips 250.000

    SYARAT DAN KETENTUAN : KLIK DISINI

    DAFTARKAN DIRI ANDA SEGERA : DAFTAR ITUDEWA

    1 ID untuk 7 Game Permainan yang disediakan oleh Situs ituDewa

    => Bonus Cashback 0.3%
    => Bonus Refferal 20% (dibagikan setiap Minggunya seumur hidup)
    => Bonus UPLINE REFERRAL UP TO 100.000!
    => Bonus New Member 10%
    => Customer Service 24 Jam Nonstop
    => Support 7 Bank Lokal Indonesia (BCA, BNI, BRI, Mandiri, Danamon, Cimb Niaga, Permata Bank)

    • Deposit Via Pulsa, OVO & GOPAY
    • Pusat Bantuan ituDewa

    Facebook : ituDewa Club
    Line: ituDewa
    WeChat : OfficialituDewa
    Telp / WA : +85561809401
    Livechat : ituDewa Livechat

    BalasHapus

Posting Komentar